Menurut Manager The Emperor, Felice Julian, event ini merupakan perayaan Imlek dan Cap Go Meh terbesar dan bertaraf Internasional di Indonesia yang jadi jujugan para pelancong baik dari dalam dan luar negeri.
“Perfomer yang tampil dalam gelaran seni budaya Tionghoa merupakan artis pilihan. Kami dari The Emperor sangat bangga jadi bagian dari penampil di Festival akbar ini. Untuk itu kami sudah siapkan materi lagu-lagu mandarin yang klasik maupun yang sedang hits,” ujar Felice Julian.
The Emperor dalam perfomancenya para punggawanya memang selalu berpenampilan keren dan berhasil menyihir penonton. Grup Band mandarin ini tak hanya bisa menembangkan lirik lagu berbahasa mandarin dengan fasih, tetapi juga berhasil menginterprestasikan lagu dengan ciamik. Lagu-lagu yang meluncur terasa ada greget dan nuansa lain.
Band The Emperor yang mempunyai tagline “The 1st Youngster Mandarin Band from Semarang” ini berjanji akan tampil all out dan tak mengecewakan publik Singkawang. “Kami benar-benar akan tampil ciamik dan membawa perayaan Imlek di Singkawang suasananya serasa di negeri Tirai Bambu,” ujar Julian.
Band yang konsisten mengusung lagu-lagu mandarin ini memang belum ada tandingannya di Indonesia.Band bergenre Mandarin yang digawangi para musisi muda dari Semarang ini terbentuk pada penggal akhir tahun 2015 , ketika Julian (Vokal), Rafel (Keyboard), Tomy (Bass), Vano (Gitar) & Kenny (Drum) punya passion dan keinginan bersama untuk mengusung lagu-lagu mandarin agar lebih memasyarakat. Kelima anak muda Semarang ini hingga kini benar-benar konsinten dengan komitmennya untuk berkarya di jalur lagu-lagu mandarin.
Sang vokalis Julian mengatakan, The Emperor, memang sejak awal didirikan bertekad akan mengusung lagu-lagu mandarin favorit dari masa ke masa.
“Kami menggarapnya dengan aransemen yang 'easy listening' dengan tujuan mampu menyatukan penikmat lagu-lagu mandarin dari generasi muda hingga generasi tua. Biar tua muda jadi fans The Emperor. Kami akan menembangkan lagu-lagu Imlek dan mandarin yang populer seperti "Wo Men Bu Yi Yang, Yong Bao Ni Li Qu dan lagu-lagu hits lainnya,” kata Julian.
Eyboardist The Emperor Rafel, menambahkan, grupnya punya misi memasyarakatkan lagu Mandarin yang merupakan bagian dari budaya Tionghoa agar tidak punah.”Kami ingin lagu-lagu diminati dari berbagai kalangan, terutama tentunya generasi muda,” kata Rafel.
Hal senada diungkapkan Bassis The Emperor , Tomy, ini merupakan pilihan sebagai salah tanggungjawab moral kami sebagai anak muda Tionghoa.
“Visi kami ingin menjadi pioner dan juga trend setter jagad entertain. Kami ingin terus berkarya serta menggali kreativitas untuk mempopulerkan lagu-lagu mandarin,” kata Tomy.
Untuk itu, Gitaris The Emperor, Vano, menambahkan, The Emperor terus show di berbagai ajang private party : wedding, birthday party, gathering, perayaan imlek, tahun baru dan banyak lagi.
“Kami juga sering tampil di event besar seperti; Festival Cheng Ho dan Event Imlek di Sam Poo Kong. Bahkan kami mendapat kehormatan tampil pentas di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) dua tahun berturut-turut,” kata Vano.
Terkini, The Emperor diberi kepercayaan tampil dalam ajang Rakernas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Hotel Setos, Semarang, yang digelar beberapa waktu lalu. Menjelang hari raya Imlek dan Cap Go Meh ini, ujar Drummer The Emperor , Kenny, biasanya banyak undangan manggung dari berbagai kota di Indonesia.
Manager The Emperor, Felice Julian, menambahkan ke depan, kami ingin punya target untuk masuk dapur rekaman membuat album dan go Internasional mengharumkan nama Indonesia.
“Mimpi kami, The Emperor, bisa menjadi ikon generasi muda yang dengan bangga melestarikan salah satu dari kekayaan bangsa Indonesia yaitu budaya Tionghoa. Kami Ingin Jadi Ikon Anak Muda Indonesia dan Go Internasional,” kata Julian optimistis. ( Ko Chris Tian)
Posting Komentar
Posting Komentar