Dunia Berubah: Potensi Pangan di Maluku Belum Berkembang

- Jumat, 2 September 2022 | 13:59 WIB
 Penduduk wilayah kaya sumberdaya alam seperti  Maluku tingkat kemiskinannya tinggi, hal seperti ini tak adil. (Pixabay - ObatNews)
Penduduk wilayah kaya sumberdaya alam seperti Maluku tingkat kemiskinannya tinggi, hal seperti ini tak adil. (Pixabay - ObatNews)

Inidata.id - Dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Pakar Seknas Jokowi Warsito Ellwein menekankan bahwa saat ini dunia dalam arus perubahan besar.

Apa yang dahulu tak mungkin menjadi mungkin misalnya tampilnya Presiden Jokowi memimpin kelompok negara-negara G-20.

Indonesia yang dulu dianggap negara sedang berkembang kini tampil menjadi memimpin negara-negara maju dan kaya.

Baca Juga: Menuju 100 Tahun NKRI: Tahun Emas Maluku yang Sejahtera

Baca Juga: Buat Penggemar TREASURE Menangis Haru, Ternyata TREASURE Merilis Ini

“Artinya ada ruang atau kesempatan yang kini terbuka bagi kita untuk ikut menentukan dunia,” ujarnya.

Tentu ini tak mudah bagi Indonesia karena dunia tengah dilanda pandemi Covid-19 dan perang Rusia - Ukraina yang dampaknya terasa sekali.

Dunia Butuh Pasokan Pangan

Tanpa kerjasama semua elemen atau warga masyarakat cita-cita kesejahteraan sulit tercapai.

Sebagai pemimpin dunia, Indonesia mesti sadar bahwa nilai pangan dianggap lebih rendah ketimbang produk Industri.

Orang-orang yang hidup di dunia industri punya posisi lebih penting ketimbang yang ada di pertanian.

Baca Juga: Bikin Penggemar Kaget, Treasure Umumkan Jadwal Comeback dan Konser Sekaligus

Baca Juga: Enabling Environment to Strengthen Social Dialogue in Palm Oil Sector

Hal seperti inilah yang harus diubah, bagaimanapun orang tak dapat hidup tanpa pangan. Dengan badan yang lemah tak mungkin seseorang bisa bekerja.

Halaman:

Editor: Maryadi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X