Menakar Ekosistem Ekonomi Sirkular Ala Komunitas Kreasi Sungai Putat di Kalimantan Barat

- Minggu, 6 November 2022 | 18:59 WIB
Pertanian di pekarangan yang dikelola Komunitas Kreasi Sungai Putat, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.  (Foto:Inidata.id/Aceng Mukaram )
Pertanian di pekarangan yang dikelola Komunitas Kreasi Sungai Putat, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. (Foto:Inidata.id/Aceng Mukaram )

Inidata.id – Hari masih pagi, Sabtu, 5 November 2022 di kawasan itu. Azan subuh sudah terlewat lama. Syamhudi baru saja selesai menunaikan ibadah sholat subuh. Dia tampak gundah. Matanya menatap tajam pada tumpukan sampah.

Tak berselang lama, pria berusia 45 tahun ini bergegas memilah dan memilih seonggokan tumpukan sampah itu.

“Ya begini setiap hari saya di sini,” ucap Syamhudi kepada Inidata.id mengawali cerita di Sekretariat Komunitas Kreasi Sungai Putat, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Baca Juga: Ekonomi Sirkular dari Penanganan Sampah Kawasan Pariwisata Prioritas Borobudur

Syamhudi yang didapuk sebagai Ketua Kreasi Sungai Putat atau KSP itu berkata, sampah sejauh ini menempati ruang masalah tak terselesaikan.

Seolah-olah tidak bisa dihindari dari kehidupan manusia. Padahal, kata dia banyak inovasi yang coba dihadirkan untuk menemukan solusinya.

Demikian yang dilakukan Kreasi Sungai Putat dengan cara swadaya terbatas membentuk pola hidup ekosistem ekonomi sirkular berbasis pengelolaan sampah organik dan anorganik.

“Sementara untuk sampah anorganik Kreasi Sungai Putat membentuk sub unit kerja dengan skema bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Permata (Banksa Mata),” kata Syamhudi yang juga Ketua Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kalimantan Barat ini.
“Sementara untuk sampah anorganik Kreasi Sungai Putat membentuk sub unit kerja dengan skema bank sampah yang diberi nama Bank Sampah Permata (Banksa Mata),” kata Syamhudi yang juga Ketua Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kalimantan Barat ini. (Foto:Inidata.id/Aceng Mukaram)

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini menjelaskan, awalnya Kreasi Sungai Putat merupakan wadah diskusi masyarakat peduli lingkungan yang berada di Kelurahan Siantan Hilir.

Dalam perjalanannya dengan temuan jumlah sampah Kota Pontianak yang cukup tinggi, mendorong Kreasi Sungai Putat untuk bergerak secara rill membentuk ekosistem penanganan sampah.

Baik dari sumber dan jenis sampah organik maupun anorganik dengan pendekatan green economic kolektif.

Untuk pengelolaan sampah organik Kreasi Sungai Putat membentuk sub unit kerja Pekarangan (Peka Terhadap Persoalan Lingkungan).

Diskusi Rutin Komunitas: Kreasi Sungai Putat pun mendorong terbentuknye kelompok masyarakat di kawasan area gambut dengan pendekatan pertanian terpadu dengan nama Kampung Gambut Siantan Hilir (Kuat Sihir) berbasis agro eko eduwisata di Keluaran Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara.
Diskusi Rutin Komunitas: Kreasi Sungai Putat pun mendorong terbentuknye kelompok masyarakat di kawasan area gambut dengan pendekatan pertanian terpadu dengan nama Kampung Gambut Siantan Hilir (Kuat Sihir) berbasis agro eko eduwisata di Keluaran Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara. (Foto:Inidata.id/Aceng Mukaram)

Budidaya Maggot

Unit kerja ini fokus pada pengelolaan sampah organik dengan metode budidaya black soldier fly.

Halaman:

Editor: Maryadi

Sumber: Inidata.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Lahan Gambut dan Upaya Mitigasi Perubahan Iklim

Jumat, 19 Mei 2023 | 16:24 WIB
X