Inidata.id- Aktivis Hak Asasi Manusia dan advokat Usman Hamid merilis lagu solo pertamanya bergenre rock “Sa Kong Sa” sebagai bentuk kritik terhadap tunggang-langgangnya situasi hukum di tanah air belakangan ini.
“Sa Kong Sa” memuat kritik seputar perilaku kehidupan pejabat yang kerap berfoya-foya dari uang pajak, pungutan dan setoral illegal di kalangan aparat pemerintahan dan pelaku bisnis hingga kekerasan aparat dalam Tragedi Kanjuruhan dan pembunuhan polisi junior secara sadis di luar hukum.
“Karya musik ini adalah ekspresi resah saya atas situasi hukum dan politik negara. Di luar itu, saya mencoba menuangkan hasrat musik rock yang tumbuh sejak masih sekolah,” kata Usman saat acara peluncuran lagu di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (31/3/2023) sore.
Baca Juga: Berwisata Religi ke Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman, Masjid Tua Simbol Eksistensi Sejarah
Dalam acara rilis lagu solonya, Usman ditemani oleh mantan vokalis Dewa19 Once Mekel dan Fajar Merah, musisi muda yang merupakan putera dari penyair Wiji Thukul yang diculik dan dihilangkan pada tahun 1997/1998.
Lagu ini, yang banyak dipengaruhi musik rock alternatif seperti Guns and Roses dan Rage Against The Machine, digarap sendiri oleh Usman sejak November 2022. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya, Usman membuat video klip sederhana untuk melengkapi peluncuran “Sa Kong Sa” dengan konsep hitam putih tanpa menampilkan sang pencipta lagu.
Uniknya video clip tersebut dibuat menggunakan ponsel Usman sendiri.
Baca Juga: Ide Ngabuburit Produktif yang Tak Akan Menguras Tenaga
“Saya memilih genre rock karena musik ini berpengaruh besar dalam hidup saya. Sekalian
melepaskan energi dan emosi atas realitas, kata Usman.
“Sa Kong Sa” adalah istilah berbahasa Mandarin yang artinya 303. Ini merupakan sebutan untuk sebuah konsorsium praktik judi yang masih illegal di Indonesia.
Isu ini sempat mencuat dalam kasus Nofryansah Joshua Hutabarat yang kematiannya menyimpan misteri terkait sebab musababnya
“Proses penulisan lagu ini berawal ketika saya sulit tidur karena pikiran terus tertuju pada bahan-bahan informasi yang saya terima di luar berita. Ini bukan sekadar skenario bohong atas tewasnya Joshua. Tapi potret besar rusaknya institusi negara,” katanya.
Baca Juga: Resmi Rilis, Ini Spesifikasi Redmi Note 12 dan Redmi Note 12 Pro 5G dilengkapi Harganya
“Mulanya saya rekam di telepon selular saat main gitar akustik. Lalu direkam di sebuah kamar milik seorang kawan musisi. Insya Allah ada lagu-lagu susulan yang bercerita isu lingkungan hidup, seperti nasib penggembala kerbau di Lombok," tambah Usman.
Usman menjelaskan, ada lagu kedua yang mengangkat Tragedi Kanjuruhan, lagu ini berisi cerminan kecamuk hati sang penulis lagu saat mengetahui 135 nyawa penonton terenggut akibat kesewenang-wenangan dan hingga kini kasusnya tidak diusut secara adil.
"Lewat lagu ini, saya juga ingin mengusik di mana rasa kemanusiaan pihak-pihak berwenang atas tragedi ini? Mohon simak lagunya ya," pungkas Usman.
Artikel Terkait
Khutbah Jumat 31 Maret 2023: Optimisme sebagai Sikap dari Wasathiyah
Khutbah Jumat 31 Maret 2023: Senyum adalah Obat
Resmi Rilis, Ini Spesifikasi Redmi Note 12 dan Redmi Note 12 Pro 5G dilengkapi Harganya
Ide Ngabuburit Produktif yang Tak Akan Menguras Tenaga
Berwisata Religi ke Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman, Masjid Tua Simbol Eksistensi Sejarah