• Jumat, 29 September 2023

Banyaknya Sungai yang Semakin Kritis, Pangarso: Kembalikan Jati Diri Sungai Sebagai Sumber Peradaban Bangsa

- Selasa, 16 Mei 2023 | 15:28 WIB
Acara sarasehan Hari Kesiapsiagaan Bencanayang bertajuk Ketangguhan Komunitas Daerah Aliran Sungai, Selasa (16/5/2023). (Inidata.id/Istimewa)
Acara sarasehan Hari Kesiapsiagaan Bencanayang bertajuk Ketangguhan Komunitas Daerah Aliran Sungai, Selasa (16/5/2023). (Inidata.id/Istimewa)

Inidata.id- Kementerian Lingkuhan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghimpun sejumlah data yang menunjukkan jumlah daerah aliran sungai (DAS) yang mengalami kondisi kritis terus meningkat.

Hal ini dapat dilihat berdasarkan kondisinya dari waktu ke waktu.

Pada tahun 1984 terdapat 22 DAS, kemudian meningkat menjadi 39 pada tahun 1992. Selanjutnya pada tahun 1998 sebanyak 62 DAS mengalami kritis dan tahun 2020 mencapai 108 DAS.

Baca Juga: Info Magang! BCA Pontianak Buka Kesempatan untuk Kamu yang Ingin Terjun ke Dunia Perbankan, Ini Syaratnya

Peristiwa ini yang kemudian dapat memicu potensi bencana seperti banjir ketika hujan lebat, tanah longsor, erosi hingga kekeringan pada musim kemarau jika sungai tidak dikelola dengan baik.

Menanggapi fakta tersebut, Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pangarso Suryotomo mengatakan bahwa perhelatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2023 menjadi sarana untuk mengembalikan jati diri sungai sebagai sumber peradaban bangsa.

“Sungai menjadi urat nadi peradaban selama ribuan tahun, upaya mereduksi dampak kerusakan DAS wajib menjadi tanggung jawab seluruh pihak dan keniscayaan,” ujar Pangarso dalam sambutannya pada Sarasehan Hari Kesiapsiagaan Bencana, Selasa (16/5/2023).

Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca di Wilayah Kalimantan Barat, Selasa 16 Mei 2023

Pada sarasehan yang bertajuk Ketangguhan Komunitas Daerah Aliran Sungai tersbeut, Pangarso juga menambahkan pentingnya advokasi hak-hak sungai.

“Melalui kegiatan ini, kita akan mengadvokasi hak-hak sungai dengan mengembalikan fungsinya sebagai sumber peradaban masyarakat,” tutur Pangarso.

Dalam acara yang digelar Komunitas Sungai di Pendopo Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini, juga hadir perwakilan komunitas DAS Jeneberang, Sulawesi Selatan, Kaharuddin Muji.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Wilayah Sulawesi Utara 16 Mei 2023, Berpotensi Hujan Disertai Kilat

Dalam kesempatan ini ia berbagi kisah, bagaimana Sekolah Sungai dibangun untuk menjaga kelestarian Sungai Jeneberang.

Menurutnya hal ini bertujuan demi terciptanya pengetahuan terkait pelestarian dan pengelolaan sungai sehingga dapat tersampaikan secara lintas generasi.

Halaman:

Editor: Mela Pauziah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

OPINI: Perlunya Bersikap Rendah Hati

Minggu, 3 September 2023 | 23:59 WIB

OPINI: Hargailah, Walau Hal Sekecil Apapun Itu

Selasa, 22 Agustus 2023 | 23:22 WIB

Pengurusan SIM Baru Akan Lebih Mahal

Senin, 19 Juni 2023 | 19:00 WIB
X