Inidata.id - Seniman Yogyakarta dan Magelang menggelar pameran lukisan bersama bertajuk "STRUGGLE" dan "Spirit of Java IV". Menggali tema keseharian masyarakat Jawa masa lalu.
Pameran digelar di 2 paviliun terpisah milik Galeri Limanjawi Art House, di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang. Kelompok Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) mengusung tema "STRUGGLE", sedangkan kelompok seniman GERAK dari Yogyakarta mengangkat tema "Spirit of Java IV".
"Tema 2 kelompok ini berbeda. Yang satu (GERAK) mengangkat tema-tema kerakyatan, kemudian KSBI mengangkat lebih ke perjuangan. Jadi semangatnya bergerak bersama-sama. Pariwisata mulai berjalan. Seni rupa juga mulai bergerak lagi. Ini wujud rasa sukur kita," kata pengelola Galeri Limanjawi Art House, Umar Chusaini, Minggu (18/12/2022).
Baca Juga: Warga Borobudur Sambut Peserta Bank Jateng Tilik Candi, Gelar Pentas Seni dan Pasar Kuliner Lokal
Komunitas seniman menjadi salah satu pihak yang terkena dampak pandemi Covid-19. Pembatasan bergerak masyarakat menyebabkan pergelaran seni nyaris tidak ada selama 2 tahun terakhir.
Gambaran pengalaman masyarakat bertahan hidup selama pandemi itu yang kemudian diwujudkan dalam karya lukis 12 seniman KSBI. "Ini (juga) menjadi ruang silaturahmi. Tidak hanya pelaku seni dan budaya, tapi pelaku pariwisata juga."
Sedangkan pada kelompok seniman GERAK, tema-tema yang diangkat adalah kegiatan keseharian masyarakat Jawa. Lukisan dengan tema panen, Sekaten, dan angkringan menjadi sumber inspirasi sejumlah pelukis dalam menampilkan karya.
"Kelompok seniman GERAK menggambarkan suburnya tanah Jawa. Kehidupan-kehidupan sosial masyarakat Jawa. Juga memiliki makna rasa sukur yang tinggi terhadap apa yang kita punya di Jawa.
Memori Masa Lalu
Salah seorang anggota seniman GERAK Yogyakarta, Rudy Mardijanto menjelaskan, sejumlah lukisan yang dipamerkan merupakan kilas memori para seniman. Pengalaman pribadi mereka di masa lalu yang diangkat menjadi inspirasi lukisan.
Penggambaran masyarakat Jawa jaman dulu, muncul dalam atribusi pakaian lurik, blangkon, dan rokok klobot yang melekat pada subyek lukisan. Identitas pribadi yang saat ini mulai jarang ditemui pada kesehaarian masyarakat Jawa.
Rudy menampilkan karya lukis yang -beberapa diantaranya- menggambarkan suasana pergelaran wayang kulit dan ketoprak. Pertunjukkan seni yang juga sudah jarang ditampilkan pada masa sekarang.
"Temanya dari keseharian. Ini kan cerita tentang masa lalu. Saya hidup di kampung di Blora. Hidup dengan budaya sehari-hari, semua ini ada. Wayang kulit ada. Ketoprak ada," ujar Rudy.
Ekspresi gerak kebudayaan dan sosial di kampung, kental pada lukisan-lukisan yang dipamerkan Rudy Mardijanto. Silang budaya masyarakat Jawa dengan warga Tionghoa tak luput dari kenangan estetik Rudy yang akrab, hangat, dan dekat.
"Di Utara Pasar Brigharjo itu kan ada orang Cina yang besar di Yogyakarta. Itu Kapitan yang membawahi orang-orang Cina di lingkungan Pasar Bringharjo. Ini (salah satu lukisan) mewakili orang Cina yang tinggal di Yogyakarta (pada masa lalu)."
Artikel Terkait
Kurikulum Mulok Gambut dan Mangrove Kubu Raya, Bupati Muda Mahendrawan: Pertama di Indonesia dari Kubu Raya
Kurikulum Mulok Gambut dan Mangrove Kubu Raya: Edukasi dan Langkah Nyata untuk Mata Pelajaran
Kurikulum Mulok Gambut dan Mangrove Kubu Raya: Ditanamkan Sejak Dini Melalui Edukasi Formal
Kurikulum Mulok Gambut dan Mangrove Kubu Raya: Harus Bermakna
Market Outlook 2023: Cara Pegadaian Perkenalkan Fitur Gadai Efek ke Investor Kalimantan Barat
Market Outlook 2023: Jumlah Investor Pasar modal Tembus Pada Angka 10 Juta Orang
Pengolah Kopi Lereng Merapi-Merbabu di Magelang Galang Dana untuk Korban Gempa Cianjur
Perpustakaan Desa Mangunsari di Magelang Terlibat PLM Nasional 2022: Mendorong UMKM Memasuki Pasar Global
Kasus FS: Persinggungan Politik, Media dan Hukum